Pentingnya Mengoptimalkan Lahan Tidur
Ini adalah menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibahas melihat begitu banyaknya lahan-lahan tidur yang kita temui terutama di daerah perdesaan. Keterbatasan modal dan pengetahuan yang kurang membuat potensi lahan tidur ataupun kosong ini menjadi jarang dimanfaatkan oleh warga untuk menjadi sesuatu yang bernilai tambah. Padahal jika kita bisa mengoptimalkan lahan tidur ini minimal kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menambah pemasukan bagi kita.
Memang dibutuhkan yang namanya keberanian dan keuletan dalam mengoptimalkan lahan tidur ini menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Seperti teman kami misalnya ketika mencoba untuk mengoptimalkan lahan kosong disebelah rumah kami untuk dijadikan sebuah kandang ayam telur arab, kami juga mendapatkan beberapa kendala diantaranya, yang pertama kekhawatiran keluarga karena ragu akan usaha ini terutama dalam hal pemasaran produk, yang kedua adalah komplain dari warga sekitar karena menganggap usaha ini bisa menyebabkan polusi (bau) di desa. Tetapi dengan tekad dan keuletan kami, akhirnya kami menjalankan usaha ini dan hingga saat ini kami sudah mengembangkan hingga 3 unit kandang di rumah kami dan 1 unit di Pasuruan. Harapan kami kedepan usaha kami terus berkembang dan kami bisa menjadi supplier telur ayam arab terbesar di Sidoarjo.
Dibeberapa negara maju seperti Jepang, dengan keterbatasan sumber daya alamnya mereka berpikir bagaimana mereka bisa bercocok tanam di lahan-lahan yang tidak memungkinkan sehingga mereka menciptakan sebuah tehnologi bercocok tanam di atas gedung yang dikenal dengan nama aeroponik. Sungguh suatu pemikiran yang cukup brilian ditengah keterbatasan. Tentunya ini semua didasari atas keinginan untuk menjadi lebih baik.
Bagaimana dengan kita, bukan tanah kita ini tanah surga dimana tanah, tongkat, dan batu bisa jadi tanaman. Sungguh suatu anugerah Tuhan yang sangat kita sia-siakan jika kita tidak mengoptimalkan. Inilah saatnya kita mengoptimalkan potensi yang kita miliki.
Optimalisasi lahan kosong ini tentunya juga membutuhkan dukungan dari pihak pemerintah dan perbankan melalui bantuan pinjaman lunak seperti program KUR. Disisi lain optimalisasi lembaga-lembaga semacam karang taruna ataupun penyuluhan bisa memotivasi dan mengarahkan masyarakat untuk bisa mengoptimalkan lahan kosong untuk dijadikan sebuah tempat usaha baik itu berupa peternakan, perikanan, atau bahkan kuliner. Harapannya melalui pinjaman lunakdan penyuluhan semacam ini pemberdayaan masyarakat bisa terwujud dan perekonomian masyarakat kita menjadi semakin membaik.
PANGSA PASAR LUAS, ENTREPRENUER MUDA SUKSES
DARI TELUR AYAM ARAB
Telur ayam arab biasanya dibawa jamaah haji sebagai oleh-oleh setiba di
Indonesia. Bentuknya seperti telur ayam kampung namun memiliki
cangkang yang lebih keras. Ayam yang asal-usulnya disebut Melati
berasal dari Belgia. Namun, lama-kelamaan telur ayam itu justru kini
populer di Indonesia. Dimanfaatkan masyarakat menjadi ternak unggulan
yang bisa menghasilkan telur dalam waktu dua tahun masa produktif.
Ayam arab merupakan jenis ayam petelur yang sering disebut dengan
istilah brakel kriel-silver. Ayam ini mudah dikenali dari warna bulu
pada leher yang putih mengkilap, sedangkan bulu punggung berwarna putih
dengan bintik hitam. Jika melihat sepintas, kombinasi warna bulu dari
ayam arab mirip dengan kalkun.
Di Indonesia, banyak orang yang sudah membudidayakan ayam arab. Salah satunya karena, "Pembudidayaan dan penjualannya relatif lebih mudah," kata Imam Kambali, peternak ayam arab asal Blitar, Jawa Timur yang sudah tiga tahun membudidayakan ayam arab.
Perawatan dan pembudidayaan ayam arab pada dasarnya sama dengan ayam ras jenis lain. Ayam arab hanya butuh diberi makan sekali sehari. Yang penting, kandangnya harus bersih. sebab ayam ini riskan terhadap serangan penyakit serta virus.
Namun, yang paling penting harga telurnya lebih tinggi dibanding telur jenis lain dan pangsa pasarnya terbuka lebar. Pasar yang besar ini pula yang membuat Budi Miharso, pemilik Trias Farm di Bogor, tertarik menggeluti bisnis ini. Menurut Budi yang sudah 10 tahun ini berbisnis ayam arab, banyak orang menggunakan telur ayam untuk campuran jamu. Telur ayam arab dianggap punya khasiat tinggi dalam penyembuhan penyakit.
Selain itu, konsumen telur ayam arab juga datang dari pabrik roti, serta swalayan. Pabrik roti suka dengan telur ayam arab karena memiliki kuning telur yang lebih besar ketimbang ayam biasa. "Pengepul biasanya ambil langsung ke saya untuk ke produsen roti," ujar Budi.
Beda telur ayam arab dengan ras lain terletak pada cangkang telur. Jika ayam arab berwarna putih susu, telur ayam ras biasa lebih kecoklat-coklatan. Berat telur ayam arab lebih ringan yakni hanya 38 gram - 50 gram, sedangkan telur ayam biasa bisa mencapai 48 gram - 60 gram. Meski ukurannya lebih kecil dan beratnya lebih ringan dibanding telur jenis lain, kuning telur ayam arab lebih besar.
Dengan ukuran yang kuning yang lebih besar, kandungan protein telur ayam arab juga lebih tinggi. "Protein telur ayam arab mencapai 20% lebih banyak dari ayam biasa plus kandungan betakarotin yang tinggi," ujar Imam.
Dengan keunggulan tersebut, telur ayam arab memiliki prospek pasar yang bagus. Harga pasaran telur ayam arab Rp 700-Rp 800 per butir di tingkat pengepul di daerah Blitar. Sedangkan Budi menjual telur ayam arab dengan harga lebih mahal, yakni Rp 1.200 - Rp 1.300 per butir.
Dengan harga jual yang tinggi, Imam mampu mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta - Rp 8 juta per hari. Adapun Budi bisa mengantongi omzet hingga Rp 9 juta- Rp 10 juta per hari. "Sebanyak 80% untuk memenuhi pasokan ke pasar tradisional dan swalayan," kata Budi.
Besarnya omzet yang mereka dapatkan produksi telur ayam arab mereka juga besar. Imam misalnya, mampu mengumpulkan 5.000 sampai 10.000 butir telur dari 10.000 ekor ayam per hari. Adapun Budi bisa memperoleh 8.000 - 9.000 butir telur dari 15.000 ekor ayam sehari. Meski nilai ekonomisnya tinggi, kendala budidaya ayam ini adalah tingkat kegagalan bertelur ayam arab yang mencapai 50% dari total populasi ayam.
Ramuan rempah-rempah campuran tebu murni diracik Melati Fajarwati untuk pakan ternak ayam arabnya. Asupan makanan yang menggunakan bahan organik itu melejitkan kesuksesannya menjadi pengusaha muda.
Di Indonesia, banyak orang yang sudah membudidayakan ayam arab. Salah satunya karena, "Pembudidayaan dan penjualannya relatif lebih mudah," kata Imam Kambali, peternak ayam arab asal Blitar, Jawa Timur yang sudah tiga tahun membudidayakan ayam arab.
Perawatan dan pembudidayaan ayam arab pada dasarnya sama dengan ayam ras jenis lain. Ayam arab hanya butuh diberi makan sekali sehari. Yang penting, kandangnya harus bersih. sebab ayam ini riskan terhadap serangan penyakit serta virus.
Namun, yang paling penting harga telurnya lebih tinggi dibanding telur jenis lain dan pangsa pasarnya terbuka lebar. Pasar yang besar ini pula yang membuat Budi Miharso, pemilik Trias Farm di Bogor, tertarik menggeluti bisnis ini. Menurut Budi yang sudah 10 tahun ini berbisnis ayam arab, banyak orang menggunakan telur ayam untuk campuran jamu. Telur ayam arab dianggap punya khasiat tinggi dalam penyembuhan penyakit.
Selain itu, konsumen telur ayam arab juga datang dari pabrik roti, serta swalayan. Pabrik roti suka dengan telur ayam arab karena memiliki kuning telur yang lebih besar ketimbang ayam biasa. "Pengepul biasanya ambil langsung ke saya untuk ke produsen roti," ujar Budi.
Beda telur ayam arab dengan ras lain terletak pada cangkang telur. Jika ayam arab berwarna putih susu, telur ayam ras biasa lebih kecoklat-coklatan. Berat telur ayam arab lebih ringan yakni hanya 38 gram - 50 gram, sedangkan telur ayam biasa bisa mencapai 48 gram - 60 gram. Meski ukurannya lebih kecil dan beratnya lebih ringan dibanding telur jenis lain, kuning telur ayam arab lebih besar.
Dengan ukuran yang kuning yang lebih besar, kandungan protein telur ayam arab juga lebih tinggi. "Protein telur ayam arab mencapai 20% lebih banyak dari ayam biasa plus kandungan betakarotin yang tinggi," ujar Imam.
Dengan keunggulan tersebut, telur ayam arab memiliki prospek pasar yang bagus. Harga pasaran telur ayam arab Rp 700-Rp 800 per butir di tingkat pengepul di daerah Blitar. Sedangkan Budi menjual telur ayam arab dengan harga lebih mahal, yakni Rp 1.200 - Rp 1.300 per butir.
Dengan harga jual yang tinggi, Imam mampu mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta - Rp 8 juta per hari. Adapun Budi bisa mengantongi omzet hingga Rp 9 juta- Rp 10 juta per hari. "Sebanyak 80% untuk memenuhi pasokan ke pasar tradisional dan swalayan," kata Budi.
Besarnya omzet yang mereka dapatkan produksi telur ayam arab mereka juga besar. Imam misalnya, mampu mengumpulkan 5.000 sampai 10.000 butir telur dari 10.000 ekor ayam per hari. Adapun Budi bisa memperoleh 8.000 - 9.000 butir telur dari 15.000 ekor ayam sehari. Meski nilai ekonomisnya tinggi, kendala budidaya ayam ini adalah tingkat kegagalan bertelur ayam arab yang mencapai 50% dari total populasi ayam.
Ramuan rempah-rempah campuran tebu murni diracik Melati Fajarwati untuk pakan ternak ayam arabnya. Asupan makanan yang menggunakan bahan organik itu melejitkan kesuksesannya menjadi pengusaha muda.
Berkat telur ayam arab pula, perempuan kelahiran Pontianak 27 juli
1988 menjadi nominasi wirausaha mandiri 2010. Ia tampil di berbagai
even pameran nasional di Jakarta.
Misalnya, kemarin lulusan FKIP Universitas Tanjungpura (Untan) 2010
mengikuti pameran di Jakarta Convention Center (JCC). Stannya yang
memajang produksi telur ayam memberi Pendidikan Seks Sejak Dini
PSIKOLOG anak, A. Kasandra Putranto, mengatakan, mengajarkan
pengetahuan seks pada anak yang memasuki usia akil baligh harus
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan hingga saat memasuki
masa remaja secara efektif dan efisien.
Dia banyak disinggahi untuk mencari tahu potensi usaha ternak ayam
itu. Menurut Melati, awalnya ia memulai usaha pada 1999 lalu. Dalam
waktu singkat kini usahanya melesat cepat berkat menghasilkan telur
ayam arab. ”Ketika itu saya melihat tetangga yang menjadi peternak ayam
arab. Namun ketika mencari tahu, tetangga itu enggan memberikan info
yang detail,” jelasnya.
Rasa penasaran membenam di benak Melati. Ia mencari banyak info
tentang ayam arab dan menjelajah info ke dinas peternakan yang ada di
kota kelahirannya itu. Setelah tiga bulan lebih melakukan riset,
akhirnya usahanya membuahkan hasil. ”Kebetulan ketika itu lagi menyusun
skripsi tentang analisis keuangan ternak ayam,” ujarnya. Kebutuhan
mendata secara ilmiah dan benturan rasa penasaran mendesak Melati untuk
membongkar file tentang ayam arab. Termasuk menjelajah internet untuk
mencari data tentang ayam arab itu. ”Ketika di kampus saya terpilih
mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha. Lalu ide menerapkan ternak ayam
terlintas untuk memulai usaha itu.
"Awalnya cuma lima ratus ekor kini bertambah menjadi tiga kali lipat
dari jumlah itu,” akunya. Diterangkan Melati, hasil telur yang
diproduksinya tidak menggunakan pakan obat-obatan olahan pabrik. Justru
rempah dan air tebu murni itu menjadi khasiat unggulan kualitas telur
ayam arab. Ayam jadi kebal dan bisa mengobati penyakit berak kapur,
berak hijau, tetelo dan gumboro atau aids ayam. Khasiat jamu herbal itu
membuat ayam jadi bugar dan awet muda. Ayam jantan yang dihasilkan
dari telur memiliki tekstur yang lebih lembut. ”Sayuran akar kangkung
dicacah dan dicampur biji-bijian menjadi pakan ayam.
Hasilnya telur lebih segar dan kuning berwarna pekat, cangkangnya
bersih dan tebal,” ucapnya. Hasilnya, kata Melati, peminat pasar yang
menjadi pemasok telur ayam arab yakni toko-toko jamu. Kandungan
protein 10,8385 gr, lemak 1, 9254 gr, dan karbohidrat 11,2867 gr.
Selama dua tahun ayam produktif bertelur. Setiap ekor ayam dalam
setahun mampu menghasilkan 180 butir lebih. Usai itu, masa
pascapetelur, ayam dapat dijual ke restoran untuk bahan makanan.
Dagingnya lembut karena mengonsumsi makanan alami. ”Lebih tinggi dan
rendah lemak, dapat membuat yang mengonsumsi telur jadi lebih
berenergi dan disukai pria,” katanya meyakinkan. Ide kreatif Melati
bisa ditiru anak muda lainnya. Melakukan inovasi dengan mengembangkan
ide dari telur ayam. ”Bila sejak dini memulai usaha, akan terbiasa.
Usai lulus kuliah sudah memiliki usaha sendiri. Tanpa harus menganggur
namun mampu menciptakan lapangan usaha yang menyerap banyak tenaga
kerja,” sarannya. (fn/knt/ip) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar